Hutan itu.. dulu sangat lebat oleh pohon2 pinus dan pohon2 liar lainnya,satwa liar seakan berada di surga nan indah permai. Kini hutan itu gundul hanya ditumbuhi semak belukar,memang masih menyisakan hektaran hutan pinus,tapi sebagian lerengnya telah rusak,apalagi di puncaknya hanya menyisakan beberapa pohon seakan helaian rambut di kepala botak. Penghuninyapun sudah tak leluasa lagi.Ditambah kebakaran hutan tiga bulan yang lalu memperparah sang pelindung kemakmuran rakyat sekitar. Datanglah musim hujan, datang pula kesengsaraan tanah longsor dan banjir bandang yang menelan korban jiwa dan menghambat perekonomian masyarakat.
Sungai itu... dulu airnya selalu jernih walau dimusim hujan, tak kering walau kemarau panjang. Tapi di musim penghujan ini, airnya keruh cokelat pekat menghanyutkan partikel2 humus kesuburan yang digerus oleh air hujan dari lereng2 kehidupan. Dimusim kemarau hanya menampakan bongkahan2 batu dan kerikil2 berserakan,tak jarang menjadi ajang baku hantam sampai nyawa taruhannya hanya karena memperebutkan aliran kecil airnya karena dibendung untuk mengairi sawah.
Hei kalian...!!!! ya..kalian yang diberi kepercayaan untuk melindungi hutan ini ibarat pagar makan tanaman. Kalian tangkap kami yang mengambil sebatang kayu tua hanya untuk kandang ternak kami,atau memperbaiki rumah reyot kami,tapi dengan alasan licik untuk peremajaan hutan kalian tebang puluhan ribu kubik kayu. Dan kayu2 itu entah kemana perginya, kami tak sedikitpun memperoleh manfaat selain bencana dan kesengsaraan. Lalu kalian ajak kami ramai2 untuk menyukseskan program penghijauan..tapi..terlambat, semuanya terlambat, bibit2 itu tak mampu bertahan karena kemarau panjang...musnah tergusur dan terkubur longsor.Kebakaran itu memusnahkan segalanya.Kalian sebenarnya tahu ada pembalakan liar,karena kalian ada di belakangnya. Lalu kalian tangkap para pembalak itu,bukan di hutan..tapi setelah banyak pohon kayu ditebang dan siap dipasarkan,lantas kalian sita ribuan kubik kayu itu...setelah itu seperti biasanya kami tak tahu lagi perkembangan kasusnya,berlalu begitu saja. Dan ribuan kubik kayu itu entah kemana perginya.Kalian tangkap pengiriman kayu dari satu daerah ke daerah lain, tak tahukah kalian bahwa teman2 kalian di daerah asal kayu itu sudah meloloskannya karena mendapatkan bayaran yang pantas..kalau begitu tangkap juga teman2 kalian itu karena mereka sama jahatnya, atau kalian pura2 tidak tahu...? atau memang sengaja untuk mencicipi keuntungan pula...? Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri teman kalian mendatangi tetanggaku yang punya usaha pengolahan kayu,dia mengancam dan menakut-nakuti akan memperkarakan keberadaan kayu2 itu, tapi ternyata setelah semuanya sepakat teman kalian itu menjadi pelindung tetanggaku itu. Lengkaplah sudah sandiwara kalian......
Kini pemerintah menganggarkan dana satu trilyun untuk reboisasi hanya untuk menebus dosa kalian....